Nama
lengkap beliau adalah Al Imam Al Kabir Al Hafizh, Abu Muhammad, Muhammad Makky
Al Atsram, beliau adalah seorang alim yang berilmu luas sekaligus seorang
syaikh yang dihormati di zamannya. Beliau dilahirkan dari rahim salah seorang
istri sahabat Mu’awiyah pada thun 45/46 H.
Kesehariannya
beliau banyak menimba ilmu –terutama hadits—dari para ulama’ sahabat kenamaan
seperti; Ibnu Abbas, Jabir bin Abdullah, Ibnu Umar, Anas bin Malik, Abdullah
bin Ja’far, Abu Thufail dan yang lainnya.
Al
Hakim menyebutkan di dalam kitabnya: “Beliau adalah salah seorang tokoh
tabi’in, tapi itu tidak mungkin karena tokoh tabi’in itu adalah: Alqomah,
Aswad, Qais, Abu Hazim, Said bin Musayyab, Katsir bin Murah dan lainnya.
Sedangkan masa pertengahan tabi’in adalah: Urwah, Qasim, Thawus, Ibnu Sirin dan
lainnya. Tetapi bukan suatu yang mustahil, dengan kesungguhan dan ketekunannya
manjadikan beliau (Amru bin Dinar) disejajarkan dengan para tabi’in, seperti
halnya Tsabit Al Banani, Abu Ishaq dll.”
Beliau
Al Hakim menambahkan, “Beliau termasuk tokoh tabi’in dalam hal keutamaan dan
kebesarannya, dan ini sangat mungkin. Beliau adalah pendahulu para hufazh,
beliau memberi fatwa kepada penduduk Makkah selama 30 tahun.”
Sedangkan
para ulama’ yang belajar darinya tidak kurang dari 23 ulama’ besar, antara
lain; Qatadah bin Diamah, Zuhri, Sufyan Ats Tsauri, Sufyan bin Uyainah dan
lain-lain.”
Adapun
Sufyan bin Uyainah beliau di kemudian hari dikenal sebagai murid yang paling
setia, sehingga tak heran Sufyan bin Uyainah meriwayatkan 950 hadits dari Amru
bin Dinar.
Pujian
ulama’:
Saking
banyaknya ulama’ yang belajar darinya, banyak pula pujian dan komentar untuk
beliau, seperti komentar Ibnu Uyainah: “Amru bin Dinar adalah Tsiqah
(terpercaya), tsiqah, tsiqah.”
Lain
lagi komentar Az Zuhri: “Tidak seorangpun yang ada di dunia ini yang lebih alim
dari pada Amru bin Dinar.”
Pada
suatu kesempatan lain Imam Az Zuhri datang ke rumahnya ketika beliau sakit.
Setelah Imam Az Zuhri berdiri di sampingnya, ia berkata: “Tidak pernah aku
dapatkan seorang syaikh yang meriwayatkan hadits yang lebih baik dari pada dia
(Amru bin Dinar)
Hal
inilah yang membuat rasa ingin tahu dan ingin bertemu mereka-mereka yang berada
di luar Makkah. Seperti riwayat yang disebutkan oleh Ishaq bin Manshur As Saluli,
dari Ibnu Uyainah, berkata Abu Ja’far: “Sungguh menambah semangatku untuk
menunaikan ibadah hajji dan harapanku bisa bertemu dengan Amru bin Dinar.”
Ahmad
bin Hambal berkata: “Adalah syaikh Subhan tidak mendahulukan orang lain
ketimbang Amru bin Dinar dalam hal tsabat, baik itu hakam atau yang lainnya.”
Subhan
menambahkan: “Meskipun Amru bin Dnar itu bekas seorang budak mereka, tatapi
Allah memuliakanya dengan ilmu.”
Diantara
hadits yang diriwayatkan oleh Amru bin Dinar adalah hadits dari Jabir : “Rasulullah
bersabda:
الحرب خدعة
“Perang itu
adalah tipu daya.”
Syu’bah
berkata: “Aku duduk bermajlis dengan Amru bin Dinar sebanyak 500 kali, tidaklah
aku hafal darinya selain 100 hadits, karena setiap satu hadits dikupas dalam
lima kali pertemuan.”
Di
tahun 126 H beliau wafat, meninggalkan dunia yang fana ini dengan meninggalkan
banyak ilmu yang bermanfaat.
Referensi:
Siyarul
A’lam An Nubala’ 5/300
Tahdzibu
Tahdzib 8/27
Mizanul
I’tidal 3/260
Tarikhu
Tsiqat 363
Ana izin copy artikel pak ustad, jazakhallah khair
BalasHapus