Beliau adalah syaikhul islam yang faqih dizamannya, di samping itu beliau seorang hafizh yang ahli perang, dermawan dan zuhud. Beliau dilahirkan di Turki (Marwa, Khurosan) pada tahun 118 Hijriyah. Ibunya berasal dari Khowarizm sedangkan ayahnya dari Turki, lahir di tengah-tengah keluarga yang sangat kaya raya. Bapaknya adalah saudagar kaya dari Handholah. Ibnu Mubarok mulai belajar dari ayahnya, setelah itu beliau bermulazamah kepada Robi’ bin Anas Al Khurosani. Ia menuntut ilmu darinya sebanyak 40 hadits. Kemudian mulai berkelana mencari ilmu pada tahun 141H, ia berguru kepada beberapa ulama’ dari generasi akhir tabi’in. Beliau mencurahkan seluruh waktunya untuk mencari ilmu, berjihad dan berdagang.
Nama beliau adalah Abdullah bin Mubarok bin Wadhih alHandholi atTaimi, julukannya Abu Abdirrahman Al
Maruzi. (Al Handholi)
Beliau mempunyai beberapa kelebihan pada dirinya
sebagaimana para ulama’ katakan diantaranya; Hasan bin Isa bercerita: Suatu
hari beberapa ulama’ terkemuka diantaranya Fadhol bin Musa, Mahlad bin Al
Husain berkumpul disuatu tempat. Satu diantara mereka berkata: Marilah kita
menghitung kelebihan Ibnu Mubarok, maka yang lain menjawab: Beliau sangat
menonjol dalam hal fiqih, adab, nawu, lughah, selain itu beliau adalah orang
yang zuhud, rajin dalam ibadah dan qiyamullail, paling banyak berhaji, terkenal
keberaniannya di medan juang, dan beliau orang yang tidak suka bergurau serta
paling sedikit berdebat dengan sahabat-sahabatnya.
Abdullah
bin Idris berkata: Setiap hadits yang tidak diletahui oleh Ibnu Mubarok, maka
kami tidak menerima hadits itu (berlepas diri). Abu Usamah berkata: Aku belum
mendapati orang yang lebih rakus dalam menuntut ilmu melebihi beliau. Kedudukan beliau
dikalangan para ahli hadits seperti amirul mu’minin di tengah-tengah
rakyatnya. Ibnu Mu’in berkata: Aku tidak melihat ahlu hadits yang mukhlish
kecuali 6 orang, satu diantara mereka adalah Ibnu Mubarok.
AnNasai berkata: Aku tidak pernah melihat orang yang lebih faqih, lebih mulia
akhlaqnya di zaman Ibnu Mubarok, melainkan beliau sendiri.
Abdullah bin Mubarok merupakan orang paling dermawan dimasanya. Suatu hari beliau bersama rombongannya
pergi bersafar untuk melaksanakan haji. Setelah melewati beberapa kampung,
tiba-tiba beliau melihat burung mati didekat tempat sampah. Waktu itu rombongan
haji lainnya bejalan di depan, sedangkan beliau mengikuti di belakangnya.
Ketika beliau lewat di samping burung,
tiba-tiba seorang perempuan keluar dari sebuah rumah mendekati bangkai tersebut
dan mengambilnya dan segera masuk ke dalam rumahnya. Melihat kejadian itu,
dengan segera beliau menyusul ke rumah perempuan tadi dan menanyakan perihal
kejadian tadi. Perempuan itu menjawab: Sesunguhnya aku dan saudaraku tidak
mempunyai harta benda kecuali sarung ini, dan kami tidak pernah mendapatkan
makanan kecuali dari tempat sampah, kami memakan bangkai-bangkai sejak beberapa
hari yang lalu karena tidak ada makanan lagi. Sebenarnya ayah kami orang yang
kaya, akan tetapi ia didholimi seseorang dan dibawa kemudian hartanya di
rampas. Mendengar penjelasan tersebut, Ibnu mubarok bertanya kepada
pengawalnya: Berapakah harta yang kita bawa ? Pengawal tadi menjawab: 1.000
dinar. Beliau menyuruh pengawalnya mengambil 20 dinar dan sisanya beliau
berikan kepada perempuan dan saudaranya tadi. Setelah itu beliau pulang sambil
berkata: Ini lebih baik dari pada haji kita.
Beliau juga merupakan sorang prajurit yang piawai dalam berperang, Abdah
bin Sulaiman Al Maruzi bercerita suatu hari ia pergi berperang bersama beliau ke negri Rum,
ketika itu musuh sudah siap menghadang pasukan kaum muslimin, ketika kedua
barisan pasukan bertemu, tiba-tiba dari barisan musuh keluar seorang prajurit
yang besar dan mengajak adu tanding. Maka ajakan tersebut segera disambut oleh
seorang prajurit dari kaum muslimin, ternyata musuh tersebut kuat dan berhasil
membunuh lawannya, kemudian keluar lagi dan musuhpun berhasil membunuhnya,
setelah keluar beberapa kali dan selalu terbunuh, kaum muslimin mulai getar dan
cemas.
Ditengah
kegalauan kaum muslimin tiba-tiba muncullah seorang prajurit muslim bertutup
kepala dan bertempur gigih, akhirnya musuh tadi berhasil dikalahkan dan di
bunuh. Melihat kejadian itu, orang-orang saling bertanya-tanya: Siapakah
prajurit bercadar itu ? Setelah perang selesai prajurit bercadar tadi segera
memisahkan diri dari barisan pasukan. Dan ketika itu Abdah bin Sulaiman
mengikuti dari belakang dan mendekatinya serta membuka cadarnya, ternyata dia
adalah Abdullah bin Mubarok.
Dalam hal menuntut ilmu ibn Mubarok adalah orang yang paling tidak suka membuang-buang waktunya untuk hal yang sia-sia, Syaqiq
Al Bahili berkata: Suatu hari para sahabat beliau duduk-duduk dan ngobrol
santai. Seorang dari mereka bertanya kepada beliau: Wahai Abu Abdurrohman !
Menagapa anda tidak pernah duduk-duduk bersama kami ? Beliau menjawab:
Sesungguhnya aku lebih suka duduk bersama sahabat dan tabi’in dengan
mempelajari kitab dan atsar mereka. Akan tetapi jika aku duduk bersama kalian
yang kudapatkan dari kalian hanyalah omongan yang itdak bermanfaat serta
menggibah saudara muslim yang lain. Salah satu perkataan beliau yang terkenal adalah "Barangsiapa
jauh dari ulama’ rusaklah akhiratnya dan barangsiapa yang jauh dari penguasa
hilanglah dunianya. Dan barangsiapa yang
jauh dari saudara seimannya, hilanglah izzah dan harga dirinya."
Beliau
meniggal pada tanggal 10 Romadhon 181 Hijriyah. semoga Allah merahmati beliau dan membalas segala amal perbuatannya
0 Response to "Sang Dermawan Abdullah bin Mubarok"
Posting Komentar